Artikel: Karya dan Keabadian (Rakyat Sultra, 2 Agustus 2017)

 Artikel  ini merupakan karya pertama saya yang lolos di media cetak. Dengan judul yang saya kirim Berkaryalah Maka Kamu Akan Kaya, dan terbit dengan judul Karya dan Keabadian.

Saya mengirimkan artikel tersebut di bulan April 2017 dan dimuat pada Rabu, 2 Agustus 2017.


Artikel Nurhidayah Tanjung di Harian Rakyat Sultra, 2 Agustus 2017

Berkaryalah, Maka Kamu Akan Kaya

Ciri khas yang paling menonjol di diri jiwa ilmuwan adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan yang kuat untuk menciptakan karya.

Berkarya adalah ciri dari seseorang yang terus mengembangkan diri mereka. Selalu dan selalu berusaha untuk membuat hal baru yang bermanfaat. Berkarya bukan hanya dalam bentuk fisik atau terlihat nyatanya. Dalam bentuk tulisan ataupun lisan kita pun dapat berkarya. Contohnya saja adalah dalam keterampilan berbahasa, yang terbagi dalam empat aspek, yaitu: menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif, berbeda halnya dengan menulis dan berbicara yang merupakan keterampilan produktif. Berkarya melalui keterampilan reseptif dan produktif sebenarnya sama saja, dikarenakan tidak semua orang dapat hebat dalam keduanya. Maka berkarya melalui tulisan mungkin bisa menjadi referensi yang membantu. Melalui tulisan kita dapat mengekspresikan perasaan kita. Dan menebar manfaat di dalamnya. Menurut Guttenberg buku adalah media komunikasi. Nah, tulisan yang selama ini ditulis memang sebaiknya diaplikasikan lewat buku agar tidak hilang oleh zaman.

Dibandingkan dengan keterampilan lisan, keterampilan tertulis memiliki beberapa kelebihan. Pertama keterampilan tertulis lebih abadi. Artinya, keterampilan tertulis mempunyai bentuk fisik baik berupa kertas maupun yang lain. Sedangkan keterampilan lisan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.

Sebagaimana disebutkan, bahwa keterampilan tertulis memiliki fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau informasi yang ingin disampaikan masih terus ada walaupun pemberi pesan sudah meninggal. Sebagai contoh pikiran Plato, Aristoteles, Karl Marx, dan Max Weber filsuf beserta informasi dan pikiran mereka masih tetap ada selama perpustakaan masih menyimpan buku-buku karya mereka.

Di era yang serba modern saat ini menulis sangat membutuhkan teknologi. Teknologi yang hadir dengan segala kecanggihannya memang memiliki banyak manfaat, salah satunya membantu mempermudah pekerjaan menulis. Namun, teknologi bukannya tidak memiliki kekurangan, menurut teori Hans George Gadamen manusia yang sudah bergantung pada teknologi tidak akan bisa apa-apa apabila tanpa teknologi tersebut. Hal itu dimaksudkan bahwa kita telah dimanfaatkan oleh teknologi, bukan memanfaatkan teknologi. Sehingga kita menjadi tidak tahu apapun jika tanpa teknologi, padahal yang menciptakan teknologi itu adalah manusia itu sendiri. Manusia yang cerdas dan pandai itu justru terkalahkan oleh teknologi yang semakin maju dan berkembang.

Bahkan sering kali kita hanya menjadi penonton terhadap teknologi sebelum mengetahuinya lewat membaca. Menurut teori Guy De Bord kita dihadapkan pada fenomena dimana kita mengenal sesuatu tetapi sudah menonton sebelum membacanya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa budaya membaca itu sudah semakin pudar. Padahal seharusnya membaca menjadi pembuka cakrawala dan jendela dunia. Namun, faktanya budaya menonton lebih digemari banyak kalangan, sehingga informasi yang ditonton terkadang tidak memberikan manfaat yang besar. Lagipula dalam membaca juga kita akan menjadi cepat dalam menafsirkan pesan dalam komunikasi.

Pada dasarnya tidak ada hal yang saling menguntungkan di dunia ini menurut Vilpredo Pareto seorang pemikir politik dari Italia. Maka dalam berkarya kita tidak bisa pula menyerap kalimat tersebut terlalu dalam. Mungkin saja lewat karya kita ada orang di luar sana yang terpengaruh dan melakukan kebaikan karena karya kita. Tentu itu akan membuat kita menjadi bermanfaat bagi orang lain, dan kebaikan akan terus mengalir di dalamnya. Sehingga menjadikan keuntungan diantara keduanya.

Menurut Hans George Godame, ketika terdapat informasi terjadi peleburan horizontal antara penulis dan pembaca. Dimana terkadang penulis lebih banyak mengetahui daripada pembaca. Namun, ada kalanya pembaca justru lebih banyak mengetahui dibandingkan penulisnya.

Dalam berkarya selanjutnya kita harus memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan oleh orang lain. Berkarya dengan apa yang pernah kita lihat atau kita saksikan, apa yang kita miliki, dan teori-teori serta gagasan yang dimiliki. Semua hal itu dapat membantu kita untuk mencari ide atau inspirasi dalam berkarya.

Multikulturalisme memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah kita kaya akan budaya atau etnik. Hal ini membuktikan bahwa kita dapat mengembangkan budaya atau memperkenalkan budaya yang ada untuk berkarya. Sementara sisi negatifnya yaitu isu separatisme. Budaya dan teknologi bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Budaya juga turut mempengaruhi teknologi yang ada. Sementara teknologi juga dapat memepengaruhi atau bahkan mengubah budaya yang telah ada.

Berkarya melalui tulisan juga memiliki banyak sekali bentuk, bukan hanya sebatas puisi ataupun cerpen. Diantaranya yaitu opini, esai, artikel, jurnal, dan kritik. Semua itu merupakan bagian dari kegiatan menulis.

Tulisan juga terbagi menjadi dua, pertama tulisan serius atau ilmiah, kedua populer atau semi ilmiah. Dalam tulisan serius terdapat beberapa contoh, diantaranya laporan penelitian, skripsi, tesis, makalah, dan desertasi. Hal ini termasuk ke dalam disiplin ilmu teknis. Di dalam tulisan populer terdapat beberapa contoh juga, diantaranya koran, majalah, dan tabloid. Hal ini pun menggunakan istilah yang tidak terlalu teknis atau mudah dipahami oleh populum (khalayak umum).

Dengan berkarya maka kita akan kaya, bukan hanya kaya harta namun juga kaya dengan kebahagiaan di dalam jiwa. Salah satu aplikasi dari berkarya adalah dengan menulis. Menulis bukan hanya sebuah kewajiban bagi seorang pelajar ataupun mahasiswa, tetapi juga merupakan sumber kekayaan, baik secara materi maupun intelektual.

Posting Komentar

0 Komentar